Selasa, 03 April 2012

Empat Ulama Kharismatik Aceh Meninggal


Empat Ulama Kharismatik Aceh Meninggal Di Akhir Tahun 2011


Tgk Muhammad Amin Mahmud
(Tumin Blang Bladeh),
[Foto/Dok/Drs H Suherman Amin]

ACEH GOET
Empat Ulama Kharismatik Aceh Meninggal Di Akhir Tahun 2011

Catatan; Drs H Suherman Amin

ACEH GOET - Sangat merasa kehilangan walaupun tetap kita lepaskan dengan keikhlasan untuk kembali menghadap khaliknya. Empat insan yang merupakan cahaya penerang ummat telah berpulang kerahmatullah. Dan kita berdoa semoa semua mereka ditempatkan disisi Allah dengan tempat yang sangat layak.

Keempat mereka yang merupakan para pemimpin dayah sekaligus sudah merupakan ulama kharismatik Aceh secara nasional telah tiada ,namun untuk ke depan sama-sama kita berdoa agar murid-murid mereka mampu menjadi cahaya untuk semua ummat.

Empat mereka yang telah kembali menghadap khaliknya adalah Teungku Syech H Muhammad Yahya Hanafi (56) wafat ketika khutbah Jumat (9/12) sekitar pukul 13.30 WIB, lalu, Abu Ilyas Ibrahim (58) atau lebih dikenal dengan panggilan Ayah Peudada, Pimpinan Pesantren Darul Aman Peudada, Kabupaten Bireuen, meninggal Jumat (9/12) sekitar pukul 18.45 WIB   di Rumah Sakit Bireuen Medical Center (BMC) Bireuen.
Selanjutnya Tgk Syech H Karimuddin, Pimpinan Dayah Babussalam Alue Bili Aceh Utara  meninggal Sabtu (17/12) dan  Tgk Syech H Adnan Mahmud, Pendiri dan Pimpinan Pesantren Ashabul Yamin meninggal dunia Selasa (27/12) lalu sekitar pukul 01.00 WIB di Desa Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan.

Adapun Teungku Syech H Muhammad Yahya Hanafi (56) yang disapa Abon Putoh Pimpinan pesantren Yayasan Darussa'dah Desa Putoh Sa Kecamatan Pantee Bidari, Aceh Timur meninggal ketika dalam khutbah Jumat di di Masjid Matang Pudeng Simpang Ulim.

Menurut Rima Syahputra sanak keluarga dekatnya kepada Andalas menyebutkan, Abon sebelum berpulang ke Rahmatullah, dalam khutbahnya, menyatakan bahwa kematian seseorang adalah rahasia Allah. Dan siapapun tidak tahu kapan ajal tiba termasuk dirinya yang memang ternyata meninggal di atas mimbar masjid ketika masih dalam berkhutbah. Sedangkan Abu Syech Ilyas Ibrahim (58) atau lebih dikenal Ayah Peudada, Pimpinan Pesantren Darul Aman Peudada, Kabupaten Bireuen, meninggal Jumat (9/12) sekitar pukul 18.45 WIB  di Rumah Sakit Bireuen Medical Center (BMC) Bireuen.

 Menurut keterangan Tgk Muhibban HM Hajat, murid Ayah Peudada menginformasikan gurunya itu dibawa ke BMC Bireuen sekitar pukul 16.00 WIB sehari sebelum itu karena menderita penyakit paru-paru dan Ayah Peudada, meninggal dunia di RS itu sekitar pukul 18.45 WIB.

Tgk Muhibban menyebutkan gurunya itu sebelum memimpin Pesantren Darul Aman pada tahun 1990-an, juga pernah menjadi guru senior di Dayah Mudi Mesra Samalanga, Bireuen. Ayah Peudada memang telah banyak mendidik santri hingga kini telah menjadi pimpinan dayah di Aceh, termasuk Tgk Muhibban yang kini di Lamtemen Banda Aceh.    

Selain itu Syech H Karimuddin, Pimpinan Dayah Babussalam Alue Bilie Aceh Utara yang juga merupakan salah satu sosok ulama di Aceh yang sangat berjasa mendidik ummat bahkan sangat banyak membina anggota majelis-majelis zikir yang datang dari berbagai daerah untuk mengenal Allah, Tuhan pencipta segalanya.

Drs H Suherman Amin Bireuen
wartawan Andalas Medan,
[Foto/Dok/Pribadi]
Beliau dikabarkan meninggal dengan meninggalkan seribu luka lara di negeri yang ditinggalkannya pada Sabtu (17/12) di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Lhokseumawe dengan mengidap penyakit kanker hati, dan darah manis sejak setahun terakhir. Bahkan, keluarganya pernah membawa Abu Karimuddin untuk menjalani perawatan di rumah sakit Malaysia.

Kemudian Pendiri Dayah Ashabul Yamin Tgk Syech H Adnan Mahmud yang akrab disapa Nek Abu dan Abu Bakongan meninggal Dunia Selasa (27/12) lalu sekitar pukul 01.00 WIB di kediamannya Desa Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan dalam usia 106 tahun.

Berita meninggalnya Syeh H Adnan Mahmud sangat cepat menyebar cepat di kalangan masyarakat Aceh Selatan. Bahkan dalam waktu singkat informasi itu berkembang hingga ke berbagai kawasan Aceh.
Nah… tanpa kita sadari, perlahan-lahan satu persatu ulama Aceh ternyata telah pergi meninggalkan kita, ulama hanya tinggal satu dua lagi bahkan sudah langka.Kita berdoa saja ke depan aka nada para ulama-ulama yang mampu merupakan cahaya dalam kehidupan ummat.  

Meninggalnya para ulama tentunya ujian besar bagi umat. Kepergian ulama menuju Tuhannya sesungguhnya lebih berat kita terima dari urusan apapun yang selama ini memberatkan kita.Pun begitu , itu semua harus kita lepaskan dan terima dengan penuh keikhlasan

Berdoa

Saat ini satu-satunya Ulama kharismatik yang masih hidup adalah Teungku Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Bladeh dan itupun beberapa hari sebelumnya juga menderita sakit dan dirawat di BMC Bireuen namun sudah agak mendingan.

Untuk menginsentifkan perawatan disertai kelengkapan alat media Abu Tumin Pimpinan Dayah Darussa'adah, Blang Bladeh, Bireuen itu  pada Selasa (27/12) lalu diterbangkan ke Malaysia melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar menjalani perawatan berobat di Tawakal Hospital, Kuala Lumpur.

Kini Tumin masih dirawat di Tawakal Hospital Kula lumpur dan mari kita berdoa semoga Tumin sebagai ulama kharismatik Aceh cepat sembuh dan kembali ke Aceh untuk menerangi ummat kembali . Amin, semoga Tumin masih diberkati dan tetap dalam lindungan Allah. 

Drs H Suherman Amin Bireuen adalah wartawan Andalas Medan


* Kirimkan tulisan anda beserta fotonya ke atjehgoet@gmail.com *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar