Selasa, 03 April 2012

Masjid Tue

Masjid Tue Kebayakan Pusat Kehidupan Komunitas Muslim


Masjid Tue (tua) Kebayakan Takengon,
Aceh Tengah, [Foto/Suherman Amin]

ACEH GOET
Masjid Tue Kebayakan Pusat Kehidupan Komunitas Muslim

Oleh: Suherman Amin

ACEH GOET, TAKENGON - Masjid Tue (tua) Kebayakan Takengon Aceh Tengah adalah Rumah Allah tempat melakukan kegiatan ibadah bagi komunitas ummat Muslim salah satu Masjit tertua yang kini tetap dipugar namun tidak merubah bentuk aslinya.

Menurut Tgk Aman M Affan pekan lalu, Masjid Tue itu difungsikan masyarakat selain tempat ibadah umat Muslim juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim dalam kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an.

Dijelaskan,menurut sejarah bangunan Masjid Tue Kebayakan itu dibangun tahun 1920 oleh masyarakat Aceh Tengah dengan Imam Masjid saat itu Tgk. Imem Aman Baram dengan swadaya masyarakat Kebayakan. Tanah yang digunakan merupakan tanah waqaf salah satu masyarakat Takengon

Proses pembangunannya bahkan dikala itu penjajah Belandapun turut menyumbangkan 100 Golden namun Masjid itu tetap untuk tempat ibadah umat Islam.

Masjid Tue Kebayakan ini merupakan masjid tertua ke-2 di Takengon yang terletak di Gampoeng Kebayakan yang merupakan Gampoeng tertua di Aceh Tengah, yang terdiri tiga warga Gampong yakni Lot Kala, Jongok dan Gunung Bukit.

Masjid Tue yang didirikan tahun 1920 ini baru digunakan tahun 1927. Dan pertama sekali digunakan Reje Bukit (Raja Bukit) yang bernama R. Zainuddin sebagai reje bukit terakhir. Namun pada zaman dulu masjid itu digunakan sebagai shalat jama’ah. Tetapi hanya shalat jum’at saja, maka di depan masjid dibuat kusus tempat shalat jum’at untuk kaum ibu.

Masjid perlu dimakmurkan sebab salah satu ciri orang beriman adalah memakmurkan Rumah Allah sebagaimana Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat ke 18 yang artinya "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."

Nah dimana posisi kita sekarang sebagai seorang yg mengaku beriman namun tidak memakmurkan masjid? Bangkitlah saudaraku seiman. Amin.

Suherman Amin adalah Penulis di Kota Juang, Bireuen


* Kirimkan tulisan anda beserta fotonya ke atjehgoet@gmail.com *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar